Sekdes Lae Langge Namuseng:
LTS BELUM MENJADI SOLUSI KEBUTUHAN LISTRIK DESA LAE LANGGE NAMUSENG
GETA_PAKPAK.COM
Peristiwa ini terjadi di desa lae langge Namuseng Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu (STTU JULU) Kabupaten Pakpak Bharat. sudah beberapa kali masyarakat Lae Langge Namuseng mengusulkan kepada Pihak PLN agar masyarakat Desa Lae Langge Namuseng merdeka dari kegelapan. Hasilnya beberapa tahun yang silam sebahagian masyarakat mendapat bantuan listrik tenaga surya (LTS) walaupun menurut pengakuan warga LTS tersebut sangat lemah. “LTS hanya mampu beberapa jam disamping itu penerangannya juga remang-remang dan kini sudah kebanyakan mengalami kerusakan” ujar salah seorang warga.
Kemudian akhir tahun 2009 menurut Sekretaris Desa Lae Langge Namuseng Jumpa Berutu, masyarakat setempat kembali mengusulkan permohonan listrik tersebut dengan harapan agar pihak PLN dapat melakukan penambahan jaringan dari Desa Silima Kuta yang sebelumnya telah terpasang tonggak listrik beton yang sudah sangat lama yakni sekitar 20 tahun yang lalu yang mencapai sungai Lae Ordi (sekitar 2 KM). Yang terakhir permohonan disampaikan oleh masyarakat setempat, Kepala Puskesmas Singgabur, Camat STTU JULU, Kepala SMA STTU JULU, Kepala SD Namuseng, Kepala SD Negeri Namuseng, Kepala Pustu dan Polindes serta organisasi keagamaan di Desa tersebut ikut sebagai pemohon karena semua organisasi tersebut merupakan satu jaringan listrik ke Desa Lae Langge Namuseng yang belum dialiri listrik.
Diketahui, bahwa hasil permohonan masyarakat kemudian dibalas dengan sepucuk surat yang dilengkapi dengan gambar/sket jaringan listrik Singgabur – Namuseng yang menyatakan bahwa tahun yang lalu telah dianggarkan untuk dibangun. Namun pada surat tersebut juga disampaikan bahwa berhubung karena Lae Langge Namuseng mendapat bantuan PLTS maka proyek pengembangan tersebut dibatalkan. Hasil konfirmasi lanjutan dari masyarakat setempat menyatakan bahwa LTS tersebut sudah banyak yang tidak dapat digunakan lagi, jikalapun masih ada yang hidup hanya sekedar menyala sekitar 2 jam dengan cahaya redup yang bahkan tidak dapat digunakan untuk membaca buku.
Lebih jauh diketahui bahwa LTS tersebut diperuntukkan hanya untuk sebahagian masyarakat Desa. “Lalu bagaimana dengan Puskesmas, Polindes, Sekolah, Pustu, Mesjid, Gereja bahkan kantor Camat. Mereka kan jauh lebih butuh kelistrikan? Apa dibiarkan begitu saja?” ungkap salah seorang warga heran. Dengan demikian warga setempat curiga bahwa penganggaran yang dimaksud oleh pihak PLN melalui Surat yang ditandatangani oleh Manager PT. PLN Ranting Sidikalang JP Sibuea melalui Surat nomor: 033/140/SDK/2010 menurut warga hanyalah sebuah alasan yang perlu dikaji ulang. Warga berharap uluran tangan dari pihak PLN untuk melakukan pembangunan jaringan listrik Singgabur-Lae Langge-Namuseng karena di kawasan tersebut terdapat sejumlah kebutuhan vital yang dinilai tidak bisa ditawar-tawar terkait kebutuhan listrik. @
LTS BELUM MENJADI SOLUSI KEBUTUHAN LISTRIK DESA LAE LANGGE NAMUSENG
GETA_PAKPAK.COM
Peristiwa ini terjadi di desa lae langge Namuseng Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu (STTU JULU) Kabupaten Pakpak Bharat. sudah beberapa kali masyarakat Lae Langge Namuseng mengusulkan kepada Pihak PLN agar masyarakat Desa Lae Langge Namuseng merdeka dari kegelapan. Hasilnya beberapa tahun yang silam sebahagian masyarakat mendapat bantuan listrik tenaga surya (LTS) walaupun menurut pengakuan warga LTS tersebut sangat lemah. “LTS hanya mampu beberapa jam disamping itu penerangannya juga remang-remang dan kini sudah kebanyakan mengalami kerusakan” ujar salah seorang warga.
Kemudian akhir tahun 2009 menurut Sekretaris Desa Lae Langge Namuseng Jumpa Berutu, masyarakat setempat kembali mengusulkan permohonan listrik tersebut dengan harapan agar pihak PLN dapat melakukan penambahan jaringan dari Desa Silima Kuta yang sebelumnya telah terpasang tonggak listrik beton yang sudah sangat lama yakni sekitar 20 tahun yang lalu yang mencapai sungai Lae Ordi (sekitar 2 KM). Yang terakhir permohonan disampaikan oleh masyarakat setempat, Kepala Puskesmas Singgabur, Camat STTU JULU, Kepala SMA STTU JULU, Kepala SD Namuseng, Kepala SD Negeri Namuseng, Kepala Pustu dan Polindes serta organisasi keagamaan di Desa tersebut ikut sebagai pemohon karena semua organisasi tersebut merupakan satu jaringan listrik ke Desa Lae Langge Namuseng yang belum dialiri listrik.
Diketahui, bahwa hasil permohonan masyarakat kemudian dibalas dengan sepucuk surat yang dilengkapi dengan gambar/sket jaringan listrik Singgabur – Namuseng yang menyatakan bahwa tahun yang lalu telah dianggarkan untuk dibangun. Namun pada surat tersebut juga disampaikan bahwa berhubung karena Lae Langge Namuseng mendapat bantuan PLTS maka proyek pengembangan tersebut dibatalkan. Hasil konfirmasi lanjutan dari masyarakat setempat menyatakan bahwa LTS tersebut sudah banyak yang tidak dapat digunakan lagi, jikalapun masih ada yang hidup hanya sekedar menyala sekitar 2 jam dengan cahaya redup yang bahkan tidak dapat digunakan untuk membaca buku.
Lebih jauh diketahui bahwa LTS tersebut diperuntukkan hanya untuk sebahagian masyarakat Desa. “Lalu bagaimana dengan Puskesmas, Polindes, Sekolah, Pustu, Mesjid, Gereja bahkan kantor Camat. Mereka kan jauh lebih butuh kelistrikan? Apa dibiarkan begitu saja?” ungkap salah seorang warga heran. Dengan demikian warga setempat curiga bahwa penganggaran yang dimaksud oleh pihak PLN melalui Surat yang ditandatangani oleh Manager PT. PLN Ranting Sidikalang JP Sibuea melalui Surat nomor: 033/140/SDK/2010 menurut warga hanyalah sebuah alasan yang perlu dikaji ulang. Warga berharap uluran tangan dari pihak PLN untuk melakukan pembangunan jaringan listrik Singgabur-Lae Langge-Namuseng karena di kawasan tersebut terdapat sejumlah kebutuhan vital yang dinilai tidak bisa ditawar-tawar terkait kebutuhan listrik. @
0 Response to "Sekdes Lae Langge Namuseng: LTS BELUM MENJADI SOLUSI KEBUTUHAN LISTRIK DESA LAE LANGGE NAMUSENG"
Posting Komentar